[Catatan Akhir Tahun] Pemerintah Gusur Warga Miskin Untuk Kepentingan Bisnis

Inilah cara-cara represif yang digunakan pemprov DKI untuk menggusur warga miskin - Foto : Jurnas 

Gubernur DKI Jakarta Ahok dinilai tidak manusiawi terhadap korban penggusuran. Pasalnya, banyak warga yang menjadi korban penggusuran paksa, merazia dan menangkap para PKL.


"Model penggusuran yang dilakukan Pemprov Jakarta ini menjadi potret yang memperlihatkan. Pemerintah tidak peduli dan tidak  memihak warga miskin ibu kota," kata Ketua Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan dalam diskusi 'Catatan Akhir Tahun Fakta' di Cikini, Jakarta Pusat, Ahad, 21 Desember 2014

Tigor menjelaskan, sepanjang 2014 ini ada 26 atau 3.513 bangunan dan 3.751 keluarga serta 13.952 jiwa kehilangan tempat tinggal kena gusur Pemprov DKI Jakarta. Kemudian, 17 lokasi PKL sekitar 2.149 pedagang kehilangan tempat usahanya.

Tak sedikit warga yang kecewa dengan sikap Ahok itu. Tigor, seharusnya sebagai pimpinan jangan mudah menggunakan kekuasaan, karena, hal itu hanya akan memancing emosi masyarakat.

"Alasan penggusuran itu justru menunjukkan pemerintah memberi cap negatif kepada warganya sendiri sebagai sumber masalah," tambahnya.

Sebagai contoh, penggusuran warga Ria-Rio, Pedongkelan, Jakarta Timur, yang katanya untuk normalisasi waduk yang membutuhkan biaya sebesar Rp750 milyar itu justru akan dijadikan perumahan mewah.

Waduk RiaRio akan dilengkapi hotel berbintang, Wetland Park hingga RTH seluas 76.356 m2

"Kami mendapatkan bukti maket rencana wilayah sekitar Ria-Rio akan dijadikan kawasan bisnis dan pemukiman mewah," ujarnya.

Maka Tigor kembali menyarankan, agar Ahok mengubah prosedur dalam menertibkan bangunan liar maupun para PKL yang selama dianggap sumber masalah ibu kota. [*]

0 Response to "[Catatan Akhir Tahun] Pemerintah Gusur Warga Miskin Untuk Kepentingan Bisnis"

Posting Komentar