Inilah 6 Rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas Kepada Pemerintah

Suasana Konferensi Pers di Kantor Kementerian ESDM, 21 Desember 2014 - Foto : Net 
Dalam konferensi Pers di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan No 18, Minggu, 21 Desember 2014 lalu, yang dihadiri juga oleh anggota tim lainnya seperti Darmawan Prasodjo, Naryanto Wagimin, Chandra Hamzah dan Djoko Siswanto, Faisal membacakan 6 poin rekomendasi yang sudah diberikan ke Menteri ESDM dan PT Pertamina (Persero).

Inilah rekomendasi selengkapnya :

1. Menghentikan impor RON 88 dan Gasoil 0,35% sulfur dan menggantikannya masing-masing dengan impor Mogas 92 dan Gasoil 0,25% sulfur.

2. Produksi minyak solar oleh kilang di dalam negeri ditingkatkan kualitasnya sehingga setara dengan Gasoil 0,25% sulfur.

3. Mengalihkan produksi kilang domestik dari bensin RON 88 menjadi bensin RON 92.

4. Besaran subsidi bensin (RON92) bersifat tetap, misalnya Rp. 500,- per liter.

5. Memerhatikan kebutuhan minyak solar untuk transportasi publik dan angkutan barang untuk kepentingan umum, kebijakan subsidi untuk minyak solar dapat menggunakan pola penetapan harga yang berlaku sekarang.

6. Pilihan kebijakan terkait dengan pengalihan produksi kilang domestik sehingga seluruhnya dapat memproduksi bensin RON 92, maka harus dilakukan:

a. Dilakukan pembaruan kilang domestik sehingga produksi Bensin RON 88 dapat digantikan dengan Bensin RON 92, dengan masa transisi selama waktu tertentu

b. Pengelolaan fasilitas kilang TPPI diserahkan sepenuhnya kepada Pertamina untuk memungkinkan peningkatan produksi bensin RON 92 dapat dilakukan maksimal.

c. Selama masa transisi, produk RON 88 yang diproduksi dipasarkan di wilayah sekitar lokasi kilang atau diserahkan kepada kebijakan Pertamina

d. Besaran subsidi per liter untuk RON 88 lebih kecil dari subsidi untuk Mogas 92;

e. Fasilitasi pemerintah untuk mempercepat pembaruan dan perluasan fasilitas kilang

f. Harga patokan Bensin RON 88 yang digunakan menggunakan HIP dengan formula perhitungan yang berlaku saat ini.

"Jika rekomendasi ini dilakukan, dalam jangka pendek, impor Mogas 92 akan meningkat, namun disertai penurunan impor RON 88. Dampak keseluruhannya, terutama dalam jangka panjang, diperkirakan bakal positif. Selain itu, peningkatan produksi RON 92 bisa dilakukan dengan menambahkan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether) pada Pertamax Off untuk mengurangi kadar aromatic yang dihasilkan oleh kilang-kilang minyak Pertamina saat ini," tutup Faisal. [*]

0 Response to "Inilah 6 Rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas Kepada Pemerintah"

Posting Komentar