Pernyataan Jokowi Di Twitter Soal Musibah Hercules Dinilai 'Tidak Tahu Persoalan'


Pesawat Hercules milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) meledak di udara dan jatuh di Jalan Letjen Jamin Ginting KM 10, Padang Bulan, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6).

Laporan sementara, sebanyak 116 jiwa disebut menjadi korban. Dua belas kru Hercules, 101 penumpang dan 3 warga yang malang saat pesawat jatuh ke tanah.

Melalui akun twitternya @jokowi, Presiden Joko Widodo mengomentari musibah tersebut.  

Saya dan keluarga berbela sungkawa atas musibah jatuhnya pesawat Hercules C-130. Semoga keluarga diberikan kesabaran dan kekuatan -Jkw

Evakuasi korban pesawat Hercules harus diutamakan. Selanjutnya evaluasi usia pesawat dan alutsista. Semoga kita dijauhkan dari musibah -Jkw


Demikian 2 tweet resmi dari Presiden Jokowi yang ditulis Selasa (30/6).

Seorang pengamat, Canny Watae, melalui akun facebooknya (Rabu 1/7), mengomentari pernyataan (tweet) Presiden Jokowi tersebut.

Berikut komentar Canny Watae:

Sebenarnya, kemarin saya ingin menulis soal tweet presiden Jokowi soal evaluasi usia pesawat Herkules, menyusul musibah kecelakaan di Medan kemarin. Saya kuatir, bakal bermunculan lagi anggapan bahwa saya "hater", apa apa soal Joko Widodo dibawa negatif.

Namun, melihat seliweran topik yang akhirnya menjadi misleading soal "usia" pesawat termaksud, saya beranikan diri untuk memposting:

Tweet presiden Jokowi yang menyinggung soal usia pesawat berpotensi membawa misleading (salah paham) masyarakat mengenai musibah ini. Masyarakat tidak boleh dilarang berekspresi, termasuk soal musibah ini, karena properti yang mengalami musibah adalah properti yang didanai masyarakat sendiri. Masyarakat berhak untuk berkomentar, tetapi harus dijaga agar tidak terjadi salah paham dengan "usia pesawat" menjadi "tersangka".

Di kalangan Angkatan Udara di seluruh dunia, berlaku semacam rumus baku, untuk armada fighter (pesawat tempur), lebih baru generasinya (dan otomatis tahun produksinya) lebih mumpuni. Itulah sebabnya peremajaan armada fighter keberkalaannya tinggi. Untuk Indonesia, berturut-turut kita meremajakan armada fighter (jet) mulai dari generasi A4 SkyHawk ke F5 Tiger, lalu ke F5 Tiger II, lalu F16 Fighting Falcon, lalu sekarang masuk ke generasi Sukhoi-35. Itu untuk fighter.


Untuk armada transport, rumus di atas boleh dikata "tidak berlaku". Ini disebabkan munculnya Hercules di pasaran pertahanan udara dunia dekade 50-an. Pesawat ini benar-benar seperti tokoh Hercules asli dalam kisah Yunani Kuno: Kuat, perkasa, tahan lama, segala cuaca. Saking terbuktinya, sampai sekarang pun Hercules masih diproduksi oleh pabrikannya (Lockheed Martin, USA). Di kalangan Angkatan Udara ada semacam pameo "jika sebuah Herkules tak bisa digunakan lagi, maka penggantinya adalah Herkules berikutnya".

Herkules itu "kebal" usia. Kuncinya adalah di perawatan. Dan AURI adalah satu di antara sekian Angkatan Perang di dunia yang sukses merawat Herkules.

Jadi, musibah ini yang langsung dikaitkan ke usia pesawat, menurut saya, agak tidak tahu persoalan, selanjutnya menimbulkan misleading ke masyarakat.

Selain korban warga sipil, saya sangat berduka atas gugurnya belasan crew pesawat yang adalah asset bangsa dalam dunia aviasi per-Herkules-an. Mereka adalah asset langka. Dan kini telah pergi.




0 Response to "Pernyataan Jokowi Di Twitter Soal Musibah Hercules Dinilai 'Tidak Tahu Persoalan'"

Posting Komentar